5 Fakta Medis Tentang Perbedaan Toilet Jongkok dan Duduk: Mana yang Lebih Sehat?

Fakta Medis Tentang Perbedaan Toilet Jongkok dan Duduk

Perbedaan toilet jongkok dan duduk ternyata bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi juga berdampak pada kesehatan tubuh Anda. Sejumlah penelitian medis menunjukkan bahwa posisi jongkok dapat membantu proses buang air besar lebih alami dan mengurangi risiko sembelit hingga 70 persen dibanding posisi duduk.

Meski begitu, kenyamanan dan kondisi fisik tetap menjadi pertimbangan penting, terutama bagi mereka yang memiliki masalah sendi atau mobilitas. Di banyak rumah modern, pilihan toilet duduk lebih populer karena praktis dan dianggap higienis, meski tidak selalu paling ideal bagi sistem pencernaan.

Perbedaan Toilet Jongkok dan Duduk

Untuk memahami mana yang lebih sehat dan sesuai bagi kebutuhan tubuh, mari kita bahas lima fakta medis utama yang menjelaskan perbedaan antara toilet jongkok dan duduk.

1. Perbedaan Dasar Toilet Jongkok dan Duduk

Perbedaan toilet jongkok dan duduk tidak hanya terletak pada bentuk fisiknya, tetapi juga pada cara kerja tubuh saat digunakan. Toilet jongkok membuat tubuh berada pada posisi alami untuk buang air besar—posisi ini menempatkan sudut antara perut dan usus besar dalam keadaan lurus, sehingga mempermudah proses pengeluaran. Sementara itu, toilet duduk menempatkan tubuh dalam posisi yang lebih santai dan modern, namun tidak selalu mendukung posisi alami sistem pencernaan.

Sebagai seorang yang pernah mempelajari ergonomi dan anatomi tubuh manusia, saya sering menemukan bahwa perbedaan kecil dalam posisi tubuh dapat berpengaruh besar terhadap kelancaran pencernaan dan tekanan pada area panggul. Oleh karena itu, pemilihan antara toilet jongkok dan duduk sebaiknya tidak hanya didasarkan pada kenyamanan, tetapi juga pada kondisi fisik dan kebiasaan tubuh masing-masing orang.

Baca juga: Pilih Pagar Kayu atau Besi? 5 Pertimbangan Sebelum Anda Memutuskan

2. Toilet Duduk: Nyaman, Namun Butuh Perhatian

Perbedaan Toilet Jongkok dan Duduk

Toilet duduk kini menjadi pilihan dominan di banyak rumah modern. Desainnya yang elegan dan kemudahan penggunaannya membuatnya cocok untuk anak-anak, lansia, serta ibu hamil. Posisi duduknya juga membantu mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas.

Namun, dari sisi medis dan kebersihan, toilet duduk menyimpan beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Risiko kontak langsung dengan dudukan. Dudukan toilet bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri jika tidak dibersihkan dengan benar. Sebuah studi dari American Journal of Infection Control menunjukkan bahwa permukaan toilet duduk di fasilitas umum mengandung lebih dari 50.000 jenis bakteri mikroorganisme dalam satu inci persegi.
  • Durasi penggunaan lebih lama. Banyak pengguna cenderung menghabiskan waktu lebih lama di toilet duduk, terutama karena posisi yang lebih santai. Namun, duduk terlalu lama dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di area anus, yang berpotensi menimbulkan wasir (hemoroid).
  • Kurang ideal untuk pencernaan. Posisi duduk tidak meluruskan saluran usus besar seperti halnya posisi jongkok. Hal ini dapat membuat proses buang air besar terasa lebih sulit.

Solusi Praktis Penggunaan Toilet Duduk

Sebagai alternatif, kini banyak dokter merekomendasikan penggunaan stool kecil atau penyangga kaki seperti Squatty Potty di depan toilet duduk. Posisi ini membantu tubuh mencapai sudut yang mirip dengan posisi jongkok tanpa kehilangan kenyamanan duduk.

Selain itu, menjaga kebersihan menjadi poin penting. Lakukan pembersihan minimal dua kali seminggu menggunakan desinfektan berbasis klorin ringan. Jika toilet digunakan bersama, usahakan mengganti dudukan setiap beberapa tahun untuk menjaga higienitas.

Dari sisi estetika, toilet duduk tetap unggul. Desainnya yang modern, efisien, dan mudah dipadukan dengan interior rumah masa kini membuatnya menjadi simbol kemajuan fasilitas sanitasi.

3. Toilet Jongkok: Sederhana Namun Lebih Alami

Perbedaan Toilet Jongkok dan Duduk

Meski sering dianggap kuno, toilet jongkok justru memiliki keunggulan fisiologis yang sulit diabaikan. Posisi jongkok memberikan tekanan alami pada perut bagian bawah, sehingga mempercepat proses buang air besar tanpa perlu mengejan terlalu keras.

Dalam dunia medis, posisi jongkok dikenal sebagai posisi yang membantu pembukaan otot puborektalis—otot yang mengontrol saluran pembuangan. Ketika posisi tubuh jongkok, otot ini akan lebih rileks dan usus besar menjadi lebih lurus, sehingga proses ekskresi menjadi lebih efisien.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Digestive Diseases and Sciences Journal (2019), orang yang menggunakan toilet jongkok cenderung menyelesaikan buang air besar 40% lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan toilet duduk. Selain itu, mereka juga memiliki tingkat kejadian sembelit yang lebih rendah.

Namun, ada keterbatasan yang perlu diperhatikan:

  • Tidak cocok bagi lansia, ibu hamil, atau penderita nyeri lutut. Posisi jongkok dapat memberikan tekanan tambahan pada sendi lutut dan pergelangan kaki.
  • Membutuhkan keseimbangan tubuh yang baik. Bagi anak-anak kecil atau pengguna yang belum terbiasa, risiko tergelincir bisa lebih tinggi.
  • Kurang ergonomis di ruang sempit. Toilet jongkok memerlukan ruang lantai yang cukup untuk posisi tubuh yang stabil.

Meskipun demikian, toilet jongkok tetap menjadi pilihan utama di banyak negara Asia karena dinilai lebih higienis—kulit tidak bersentuhan langsung dengan permukaan toilet, sehingga risiko infeksi silang lebih kecil.

4. Perbandingan Medis: Toilet Jongkok vs Toilet Duduk

Untuk memahami lebih jelas perbedaan toilet jongkok dan duduk dari sudut pandang medis, berikut adalah beberapa aspek penting yang sering dibahas oleh ahli kesehatan:

AspekToilet JongkokToilet Duduk
Posisi tubuhLebih alami, membantu meluruskan usus besarLebih santai, tetapi kurang mendukung proses ekskresi
Risiko wasir/sembelitLebih rendah karena tekanan perut alamiLebih tinggi jika duduk terlalu lama
KebersihanLebih higienis (tanpa kontak langsung)Berpotensi lebih kotor jika tidak dibersihkan rutin
KenyamananKurang nyaman untuk pengguna dengan masalah sendiLebih nyaman, terutama untuk lansia dan ibu hamil
Durasi BAB rata-rata1–2 menit3–6 menit
Desain modernTradisional, sederhanaModern dan mudah disesuaikan dengan interior rumah

Data di atas memperlihatkan bahwa tidak ada pilihan yang sepenuhnya “lebih baik”. Toilet jongkok unggul dari sisi kesehatan pencernaan dan higienitas, sementara toilet duduk lebih unggul dari sisi kenyamanan dan kemudahan akses.

Baca juga: 9 Ide Pesta di Rumah yang Elegan & Anti-Ribet: Seru Tanpa Repot!

5. Mana yang Lebih Sehat: Pilihan Berdasarkan Kondisi Tubuh

Sebagai seseorang yang pernah meninjau desain fasilitas sanitasi rumah tangga, saya berpendapat bahwa pemilihan antara toilet jongkok dan duduk sebaiknya disesuaikan dengan usia, kondisi fisik, dan gaya hidup pengguna.

  • Untuk lansia dan ibu hamil, toilet duduk adalah pilihan yang aman. Posisi duduk mengurangi risiko jatuh dan memberikan dukungan lebih baik untuk tubuh.
  • Untuk orang dewasa sehat tanpa masalah sendi, toilet jongkok bisa menjadi opsi yang lebih sehat bagi sistem pencernaan.
  • Untuk rumah tangga modern, solusi kombinasi seperti toilet hybrid atau dudukan jongkok tambahan dapat menjadi jalan tengah antara kesehatan dan kenyamanan.

Sebagai tambahan, gaya hidup modern yang cenderung kurang bergerak membuat sistem pencernaan sering melambat. Dalam hal ini, posisi jongkok saat buang air besar bisa membantu mengurangi keluhan sembelit, terutama bagi mereka yang jarang berolahraga.

6. Pandangan Ahli dan Rekomendasi Modern

Beberapa dokter gastroenterologi kini mulai merekomendasikan penggunaan alat bantu posisi jongkok meskipun memakai toilet duduk. Alasannya sederhana: posisi tubuh berpengaruh langsung terhadap tekanan intra-abdomen.

Dr. Dov Sikirov, dalam penelitiannya yang terkenal pada tahun 2003, menemukan bahwa responden yang menggunakan toilet jongkok menunjukkan pengosongan usus lebih lengkap dibandingkan mereka yang duduk. Hal ini penting karena sisa feses yang tertinggal dapat menyebabkan peradangan atau rasa tidak nyaman di kemudian hari.

Dalam konteks kebersihan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menekankan pentingnya sanitasi yang baik, bukan hanya tipe toilet. Pembersihan teratur, sirkulasi udara yang baik, dan penggunaan air bersih menjadi faktor yang lebih menentukan dalam mencegah penyebaran penyakit daripada sekadar bentuk toilet itu sendiri.

7. Kesimpulan Klinis: Sehat atau Nyaman, Pilih Sesuai Kebutuhan

Melihat dari seluruh data medis dan pengalaman lapangan, perbedaan toilet jongkok dan duduk bukan sekadar soal tradisi atau modernitas, melainkan soal fungsi fisiologis dan adaptasi tubuh.

Toilet jongkok terbukti memberikan manfaat kesehatan pencernaan yang lebih baik, sedangkan toilet duduk menawarkan kenyamanan dan keamanan bagi kelompok tertentu. Bila memungkinkan, memiliki dua jenis toilet dalam satu rumah bisa menjadi solusi ideal: satu untuk penggunaan umum (toilet duduk), dan satu untuk mendukung kesehatan pencernaan (toilet jongkok).

Kuncinya adalah keseimbangan: menjaga kebersihan, memperhatikan posisi tubuh, dan memahami kondisi pribadi. Dengan cara itu, apa pun pilihan Anda—jongkok atau duduk—akan tetap mendukung kesehatan tubuh secara optimal.

Baca juga: 7 Strategi Belanja Pintar dengan Kartu Kredit agar Hemat dan Tetap Aman

Pemilihan antara toilet jongkok dan duduk sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kenyamanan masing-masing. Memahami fakta medis di balik keduanya membantu kita menjaga kesehatan pencernaan dan postur tubuh dengan lebih bijak.

Bagi yang tengah memperhatikan kebersihan serta fungsionalitas ruang mandi, pastikan memilih perlengkapan terbaik untuk kebutuhan rumah agar kenyamanan dan higienitas tetap seimbang setiap hari.

Tentang Penulis

Olivian Prameswari

Hai semuanya! Nama aku Olivia, dan aku adalah penulis konten di sini. Saya senang banget bisa berbagi informasi seru dan bermanfaat dengan kalian semua. Kalau kalian pernah bingung nyari informasi seputar kontraktor & interior, udah tepat banget ada disini.

Rekomendasi Artikel Lainnya